Khalish Khanjaya C1B114025
M Irham Amin C1B114037
M Khoirul Yaqin C1B114039
M Rizaldy Akbar C1B114089
Ramadhan Heryadi C1B114225
BAB
3
SISTEM
BISNIS
A.
Ideologi
Ideologi adalah
sebuah sistem keyakinan normatif yang dimiliki para anggota kelompok sosial
tertentu, sedangkan ideologi bisnis adalah sistem keyakinan normatif atas
masalah-masalah di dalam bisnis khususnya yang diyakini oleh kelompok-kelompok
bisnis tertentu, misalnya para manajer.
Ideologi bisnis
ini punya arti penting, ideologi bisnis seseorang kerap kali menentukan keputusan
bisnis yang dibuatnya, melalui keputusan ini, ideologi memengaruhi perilakunya.
B.
Sistem
Pasar vs Sistem Perintah
Pasar bertujuan
untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar ynag dihadapi semua
masyarakat: mengkoordinasi berbagai aktivitas ekonomi dari para anggota
masyarakat. Dalam sistem perintah, satu otoritas (seseorang atau komisi)
membuat keputusan tentang apa yang akan diproduksi, siapa yang akan
memproduksi, dan siapa yang akan mendapatkannya. Dalam sistem pasar bebas,
semua perusahaan yang masing-masing dimiliki oleh individu yang berbeda dan dan
mencari keuntungan dengan cara yang berbeda membuat keputusan atas apa yang
mereka produksi dan bagaimana memproduksinya.
3.1
Pasar Bebas dan Hak: John Locke
John Locke
(1632-1704), seorang filsuf politik Inggris, dianggap sebagai pengembang
gagasan bahwa manusia memilki “hak alami” atas kebebasan dan “hak alami” atas
properti pribadi. Menurut Locke, hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa
dia memiliki hak atas kebebasan. Meskipun Locke tidak secara eksplisit
menggunakan teori hak alami untuk mendukung sistem pasar bebas, namun sejumlah
penulis abad ke-20 menggunakan teorinya untuk tujuan tersebut. Pandangan Lokce
tentang hak atas properti pribadi memiliki pengaruh signifikan pada institusi
Amerika atas properti.
A.
Kritik
atas Hak Locke
Para kritikus
tentang pasar bebas memfokuskan argumen mereka pada 4 kelemahan utama pandangan
Locke:
1.
Pertama, Locke mengatakan dalam
pandangannya bahwa, seseorang memiliki hak property atas kepemilikan propeti ketika
orang tersebut mempunyai dan memadukan usahanya dengan obyek property yang tak
berpemilik maka obyek tersebut menjadi hak kepemilikannya. Dalam suatu analogi
yang dapat digambarkan adalah apabila saya menemukan kayu dan memahatnya
sehingga menjadi patung maka patung itu adalah
property yang saya miliki. Tapi para kritikus menentangnya dengan
analogi sebagai berikut, apabila saya mempunyai segelas air dan melemparkannya
ke laut, apakah laut tersebut menjadi milik saya?
2.
Kedua, meskipun manusia mempunyai hak
alami dan kebebasan akan kepemilikan property tapi hal ini tidak berarti
hak-hak tersebut lebih diprioritaskan dari hak-hak yang lain. Kita sepakat
bahwa hak alami dan hak prioritas adalah
hak negative yang mungkin akan sering bertentangan dengan hak positif orang
lain. Dalam hal ini kita ambil contoh hak positif orang lain berkaitan dengan
memperoleh makanan, perawatan, kesehatan, perumahan atau udara bersih.
3.
Ketiga, pandangan Locke mengisyaratkan
sesuatu hal dimana pasar bebas menciptakan suatu perbedaan hak yang tidak adil
dalam persaingan pasar bebas usaha seseorang porposional terhadap modal yang
dimilki dan property yang dimilkinya. Semakin besar modal dan property semakin
maju seseorang dalam menjalankan bisnisnya, tetapi lain halnya bagi pihak yang
memiliki modal dan property yang terbatas. Apabila hal ini berlanjut tanpa
adanya intervensi pemerintah untuk meratakan dan membuat regulasi yang
mengaturnya, maka kesenjangan sosial akan menjadi sangat tajam.
4.
Keempat, para kritikus menilai pandangan
Locke ini menggambarkan adanya nilai invidulis karena setiap manusia hanya
mementingkan kepentingannya sendiri dan bebas dalam menentukan hak alami mereka
sehingga secra terpisah dari komunitas. Persepsi ini menurut para kritikus
salah total, karena tiap manusia lahir pada kondisi sosialis dan saling
ketergantungan pada sesama.
3.2
Utilitas Pasar Bebas: Adam Smith
Adam Smith
(1723-1790), sang “bapak ekonomi modern” adalah pencetus argumen utilitarian
pasar bebas. Menurut Smith, saat individu dibiarkan bebas mencari
kepentingannya sendiri di pasar bebas, mereka akan diarahkan menuju
kesejahteraan publik oleh sebuah “tangan tak terlihat”. Smith juga mengatakan
bahwa sistem pasar kompetitif mengalokasikan sumber daya secara efisien di
antara berbagai industri dalam sebuah masyarakat. Adam Smith mengasumsikan
bahwa suatu masyarakat yang memiliki sistem pasar bebas berarti juga memiliki
sistem properti pribadi.
Kritik
terhadap Adam Smith
1.
Pertama mereka beranggapan bahwa
pendapat Smith ini tidak realistis. Karena para kritikus menganggap teori yang
dijabarkan oleh Smith hanya berlaku pada zaman Smith yang menggambarkan bahwa
para produsen sangat banyak dan kecil. Jadi teori Smith hanya terjadi ketika
para produsen tidak mampu membuat harga. Pertanyaan yang paling besar,
bagaimana dengan era seperti sekarang ini, dimana para produsen mampu
memonopoli harga barang karena produsen sekarang memilki kemampuan modal
raksasa sehingga proses pricing mampu terjadi dengan penentuan keuntungan yang
setinggi-tingginya dengan biaya produksi yang rendah tanpa melihat para pesaing
secara signifikan.
2.
Kedua adalah masalah penggantian sumber
daya produksi. Para produsen akan memaksimalkan keuntungan dengan meminimalkan
biaya yang timbul dari proses produksi. Tapi untuk sumber daya yang tidak
menimbulkan dampak secara langsung kurang mendapatkan perhitungan yang matang
dari Smith. Contohnya dalah polusi yang dihasilkan, dalam penentuan harga akan
berdampak terabaikannya penanganan mengenai polusi.
3.
Ketiga, Smith menggambarkan bahwa
manusia secara alami hanya termotivasi akan keuntungan. Hal ini menurut para
kritikus adalah salah. Karena manusia sebagai makhluq sosial cenderung untuk
menunjukan sikap perhatian terhadap kebaikan orang lain dan membatasi
kepentingannya untuk hak-hak orang lain. Menurut para kritikus yang menyebabkan
manusia beorientasi pada keuntungan ekonomis adalah suatu sistem yang terdapat dalam pasar kompetitif bukan
dari keinginan alami individu.
Kritik
Keynes
Keynes
menyatakan bahwa permintaan total atas barang dan jas adalah permintaaan dari
tiga sektor ekonomi: rumah tangga, bisnis, dan pemerintah. Pemerintah mampu
mempengaruhi kecenderungan untuk menabung atau menghemat, yang dalam hal ini
menurunkan permintaan dan menciptkan pengangguran. Kedua, pemerintah dapat
mempengaruhi secara langsung jumlah yang bisa diperoleh rumah tangga dengan
menaikkan atau menurunkan pajak. Ketiga, pengeluaran pemerintah bisa menutup
perbedaan antara jumlah permintaan dan jumlah persediaan dengan meningkatkan
permintaan dari rumah tangga dan bisnis (dan secara tidak sengaja menciptakan
inflasi). Dengan demikian, berkebalikan dengan pandangan Smith, intervensi
pemerintah dalam bidang ekonomi merupakan instrumen yang diperlukan untuk
memaksimalkan utilitas masyarakat.
Utilitas
Survival of the Fittest: Darwinisme Sosial
Doktrin
Darwinisme sosial dibentuk dari Charles Darwin (1809-1882), yang menyatakan
bahwa berbagai spesies makluk hidup berkembang akibat proses lingkungan yang
mendukung kelangsungan hidup makluk hidup tertentu dan menghancurkan ynag lain.
Individu-individu yang agresif dalam bisnis sehingga memungkinkan mereka
berhasil dalam dunia persaingan bisnis adalah “yang terkuat” dan otomatis juga
ynag terbaik.
Bagi para
kritkus cukup mudah untuk melihat celah kelemahan dalam teori ini. Mereka, para
kritikus, melontarkan sebuah pernyataan “Keahlian dan karateristik yang
membantu individu untuk maju dan bertahan tidak selalu dapat menjamin
kelangsungan hidup manusia di planet ini. Perkembangan dunia bisnis memang
dapat dicapai dengan mengabaikan manusia lain secara kejam, namun kelangsungan
hidup manusia juga bergantung pada perkembangan sikap kerja sama dan kesediaan
dari orang-orang untuk saling membantu.”
3.3
Kritik Marx
Karl Marx
(1818-1883) tidak diragukan lagi merupakan kritikus paling keras dan paling
berpengaruh terhadap kesenjangan yang diperkirakan terbentuk dari sistem
properti pribadi dan pasar bebas. Marx mengklaim bahwa contoh-contoh
eksploitasi terhadap para pekerja ini hanyalah gejala dari ketidakadilan besar
yang diciptakan kapitalisme.
Pengasingan
Menurut Marx,
ekonomi kapitalis menghasilkan 4 bentuk “pengasingan” pekerja atau 4 bentuk
pemisahan dari apa yang seharusnya menjadi milik mereka.
1.
Masyarakat kapitalis memberikan
penguasaan atas hasil usaha para pekerja pada orang lain.
2.
Kapitalisme mengasingkan pekerja dari
aktivitasnya sendiri.
3.
Kapitalisme menghasilkan orang-orang
dari diri mereka sendiri dengan menanamkan pandangan keliru atas apa yang
mereka butuhkan dan mereka inginkan.
4.
Masyarakat kapitalis mengasingkan
manusia satu sama lain dengan memisahkan mereka ke dalam kelas-kelas sosial
yang bertentangan dan tidak sederajat serta menghancurkan komunitas dan
hubungan perhatian.
Fungsi
Pemerintah
Fungsi
pemerintah sesungguhnya seperti dalam sejarah, menurut Marx adalah untuk
melindungi kepentingan-kepentingan kelas penguasa. Menurut Marx semua
masyarakat dapat di analisis dalam kaitannya dengan 2 komponen utamanya :
substruktur ekonomi dan superstruktur sosial.
Marx menamakan
kontrol sosial yang digunakan dalam memproduksi barang (atau dengan kata lain
control sosial di mana masyarakat mengatur dan mengendalaikan para pekerja)
sebagai hubungan produksi.
Pemiskinan
Pekerja
Mark juga
mengklaim bahwa sejauh produksi dalam perekonomian modern tidak direncanakan,
namun dibiarkan bergantung pada kepemilikan pribadi dan pasar bebas, maka
hasilnya tidak akan lebih dari serangkaian bencana yang seumanya cenderung
merugikan kelas pekerja.
Tanggapan
1.
Para pendukung sistem pasar bebas pada
umumnya menjawab kritik bahwa pasar bebas menciptakan ketidakadilan dengan
menjawab: kritik tersebut salah mengasumsikan tentang keadilan yang hanya
berarti kesamaan atau distribusi menurut kebutuhan.
2.
Bahwa keadilan dapat diberi satu arti
yang jelas, namun arti tersebut harus mendukung pasar bebas. Keadilan
sesungguhnya berarti distribusi berdasarkan kontribusi (sumbangan).
3.
Terhadap kritikan yang menyatakan bahwa
pasar bebas menciptakan perbedaan yang tidak adil adalah, meskipun perbedaan
semacam ini mungkin selalu ada dalam sistem kepemilikan pribadi dan pasar
bebas, namun keuntungan-keuntungan yang diberikan pasar bebas dan kepemilikan
pribadi jauh lebih penting.
3.4 Kesimpulan: Ekonomi Campuran
Perpaduan antara
peraturan pemerintah, pasar bebas parsial dan kepemilikan pribadi terbatas
adalah apa yang umumnya yang disebut ekonomi campuran. Pada dasarnya, ekonomi
campuran mempertahankan sistem pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus
bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-kekurangannya.
Untung rugi
penerapan kebijakan ekonomi campuran juga tetap menjadi bahan perdebatan yang
berlangsung seputar konsep pasar bebas, kepemilikan pribadi dan intervensi
pemerintah, semenjak tahun 1980-an, perdebatan ini lebih difokuskan pada krisis
produktifitas yang masih dialami Amerika saat bersaing dengan negara-negara
lain di pasar global.
Sistem Properti dan Teknologi Baru
Pihak-pihak yang
menggunakan pandangan Locke atau utilitarian menyatakan bahwa properti
intelektual haruslah dipe perlakukan seperti
properti pribadi. Pihak-pihak yang mengajukan pandangan sosialis atau Mark yang
mendukung kepemilikan kolektif atas properti intelektual mnegklaim bahwa
kreativitas intelektual tidak memerlukan insentif finansial ataupun sistem
properti pribadi.
Akhir
Marxisme?
Dengan
berakhirnya komunisme, tidak ada lagi “kemajuan” menuju sistem ekonomi yang
lebih baik, atau lebih sempurna: Seluruh dunia sekarang setuju bahwa sitem
terbaik adalah kapitalisme. Namun reformasi komunis tidak menunjukkan
“penghapusan sama sekali” atas pandangan-pandangan Mark ataupun sosialisme.
Para pengikut Smith dan Locke terus bersikeras bahwa tingkat intervensi
pemerintah yang ditolerir sistem ekonomi campuran lebih banyak merugikan
dibandingkan menguntungkan.