Kelompok :
Khalish
Khanjaya C1B114025
M
Irham Amin C1B114037
M
Khoirul Yaqin C1B114039
M
Rizaldy Akbar C1B114089
Ramadhan
Heryadi C1B114225
BAB
I
ETIKA
DAN BISNIS
HAKIKAT
ETIKA BISNIS
•
Etis adalah apa yang menurut saya benar.
•
Etis adalah apa yang sesuai dengan kepercayaan religius saya
•
Etis adalah apa yang sesuai menurut peraturan hukum
Menurut
Kamus: Istilah Etika memiliki beragam makna yang berbeda,
yaitu:
•
Etika adalah prinsip tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok.
• Etika adalah Kajian Moralitas.
(Meskipun etika berkaitan dengan moralitas namun etika bukan moralitas. Etika
adalah penelaahan-baik aktivitas maupun hasil telaah itu sendiri,sedangkan
moralitas adalah subyek)
Moralitas
Moralitas adalah
pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah,
atau baik dan jahat.
Hakikat
Standar Moral:
1.
Persoalan yang kita anggap akan
merugikan secara serius atau benar-benar menguntungkan manusia
2.
Didasarkan pada penalaran yang bukan
otoritas
3.
Melampaui kepentingan diri
4.
Didasarkan pada pertimbangan yang tidak
memihak
5.
Pelanggaran terhadap standar moral
diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan dengan kosa kata moral
tertentu.
Etika
Secara
umum Etika diartikan ilmu yang mendalami standar moral
perorangan danstandar moral masyarakat. Etika adalah standar moral yang
bertujuan untuk melihat sejauh apakah standar moral yang diberikan (atau
penilaian moral yang berdasarkan standar itu) lebih atau kurang benar?
Etika
Bisnis secara khusus diartikan studi yang dikhususkan
atau yang berkonsentrasi pada
standar moral,sebagaimana ditetapkan di
dalam kebijakan, institusi dan perilaku bisnis.
3
jenis masalah yang dipelajari dalam etika bisnis:
1.
Sistemik : sistem ekonomi, politik,
hukum, dan sosial dimana bisnis beroperasi.
2.
Korporasi : kebijakan perusahaan,
praktek, dan struktur organisasi
3.
Individu : moralitas keputusan, tindakan
dan karakter individu dalam perusahaan.
Perusahaan
Multinasional dan Etika Bisnis
Dilema Etis yang dihadapi oleh Perusahaan Multinasional yang bisa beroperasi diberbagai negara:
Ø di satu sisi: memberikan kesempatan untuk bebas dari pajak dan
kewajiban legal serta sosial lainnya yang digunakan oleh pemerintah lokal untuk
mengontrol aktivitas mereka,
Ø di sisi lain:
karena beroperasi di negara-negara yang tingkat perkembangannya berbeda
beda serta memiliki norma dan standar yang berbeda maka harus menentukan resiko dengan memilih
standar mana yang secara etis layak untuk negara tertentu.
Berdasarkan
teori relativisme etis, diuraikan bahwa: Masyarakat yang hidup
ditempat yang berbeda memiliki keyakinan etis yang berbeda pula. Tidak ada cara
yang rasional untuk menentukan apakah suatu tindakan secara moral benar atau
salah, kecuali apakah orang dari masyarakat percaya apakah tindakan itu benar
atau salah.
Teknologi
dan Etika Bisnis
Apa saja yang dapat dikategorikan sebagai suatu teknologi ?
Teknologi
terdiri atas: metode, proses, dan alat yang ditemukan manusia untuk
memanipulasi lingkungannya.
Dampak
revolusioner dari suatu teknologi
1. Revolusi
agrikultur, pola yang mengandalkan hasil perburuan menjadi petani.
2. Abad
18 revolusi industri, memperkenalkan mesin elektromekanikal dampaknya titik
awal terjadi pencemaran lingkungan.
3. Abad
20 teknologi informasi dampaknya memudahkan orang untuk mengakses data bahkan
data yang privasi sekalipun.
PERKEMBANGAN
MORAL DAN PENALARAN MORAL
Perkembangan
Moral
Bahwa moralitas
berkembang mulai dari kanak-kanak yang diserap melalui keluarga, gereja, lingkungan
masyarakat, televisi, dan lain-lain yang diperoleh sejak kecil dan terjadi
beberapa perubahan terhadap standar moral ketika dewasa yang disebabkan karena
perkembangan fisik, emosi, maupun kognitif.
Tiga
Tingkatan Perkembangan Moral menurut Lawrence Kohlberg
:
Level Satu: Tahap
Prakonvensional
1. Orientasi hukuman dan ketaatan
2. Orientasi instrumen dan relativitas
Level Dua: Tahap
Konvensional
1.
Orientasi kesesuaian interpersonal
2.
Orientasi hukum dan keteraturan
Level Tiga : Tahap
Postkonvensional,Otonom atau Berprinsip
1.
Orientasi Kontrak Sosial
2.
Orientasi prinsip etis universal.
Penalaran
Moral
Penalaran moral
merupakan proses penalaran tentang perilaku, institusi, atau
kebijakandisesuaikan dengan standar
moral yang ada apakah sesuai atau melanggar moral.
Menganalisis
Penalaran Moral
Kriteria
untuk mengevaluasi Kelayakan Penalaran Moral: Logis, Akurat, dan Konsisten.
3 Keberatan atas Penerapan Etika ke
dalam Bisnis, yaitu :
1.
Keberatan atas standar etis yang harus
diterapkan dalam organisasi bisnis.
2.
Manajer yang loyal sebaiknya melayani
pemilik perusahaan dengan cara apaun tanpa harus perduli apakah sesuai
etika/tidak.
3.
Dalam bisnis yang dikatakan etis adalah
sepanjang tidak melanggar hukum, walau dikatakan melanggar norma.
TANGGUNG
JAWAB DAN KESALAHAN MORAL
Tanggung
Jawab Korporasi
Tindakan yang diambil
berdasarkan keputusan bersama merupakan tanggungjawab moral Korporasi.
Tanggung Jawab Bawahan
Tindakan yang diambil oleh bawahan atas perintah atasan merupakan tanggung jawab moral atasan
BAB
2
PRINSIP-PRINSIP
ETIS DALAM BISNIS
A.
Utilitarianisme
Utilitarianisme
merupakan semua pandangan yang menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan perlu
dievaluasi berdasarkan keuntungan dan biaya yang dibebankan pada masyarakat.
B.
Utilitarianisme Tradisional
Prinsip
Utilitarian, Jeremy Bentham (1748-1832)
Suatu tindakan
dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika jumlah total
utilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah
utilitas sosial yang dihasilkan oleh tindakan lain yang dapat dilakukan.
C.
Masalah Pengukuran
Hambatan yang dihadapi saat menilai
utilitas seperti:
1.
Bagaimana nilai utilitas dari berbagai
tindakan yang berbeda pada orang yang berbeda dapat diukur dan perbandingkan.
2.
Biaya dan keuntungan tampak sulit
dinilai.
3.
Banyaknya keuntungan dan biaya dari
suatu tindakan tidak dapat diprediksi, maka penilaian tidak dapat dilakukan
dengan baik.
4.
Masih belum jelas apa yang bisa dihitung
sebagai keuntungan dan yang dihitung sebagai biaya.
D.
Masalah Hak dan Keadilan
Teori
rule-utilitarian memiliki 2 prinsip yaitu:
1.
Suatu tindakan dianggap benar dari sudut
pandang etis jika dan hanya jika tindakan tersebut dinyatakan dalam peraturan
moral yang benar.
2.
Sebuah peraturan moral dikatakan benar
jika jumlah utilitas total yang dihasilkannya; jika semua orang yang mengikuti
peraturan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total yang diperoleh; jika
semua orang yang mengikuti peraturan moral alternatif lainnya.
E.
Konsep Hak
Hak moral
memiliki 3 karakteristik penting yang memberikan fungsi pemungkinan dan
pelindungan antara lain:
1.
Hak moral erat kaitannya dengan
kewajiban.
2.
Hak moral memberikan otonomi dan
kesetaraan bagi individu dalam mencari kepentingan mereka.
3.
Hak moral memberikan dasar untuk
membenarkan tindakan yang dilakukan seseorang dan untuk melindungi orang lain.
F.
Hak Negatif dan Positif
Hak
negatif dapat digambarkan dari fakta bahwa hak yang
termasuk di dalamnya dapat didefinisikan sepenuhnya dalam kaitannya dengan
kewajiban orang lain untuk tidak ikut campur dalam aktivitas tertentu dari
orang yang memiliki hak tersebut.
Hak
positif tidak hanya memberikan kewajiban negatif namun juga
mengimplikasikan bahwa pihak lain memiliki kewajiban positif pada si pemilik
hak untuk memberikan apa yang dia perlukan untuk dengan bebas mencari
kepentingannya.
G.
Hak dan Kewajiban Kontraktual
Hak dan
kewajiban kontraktual merupakan hak terbatas dan kewajiban korelatif yang
muncul saat seseorang membuat perjanjian dengan orang lain.
Sistem peraturan
yang mendasari hak dan kewajiban kontraktual secara umum diinterpretasikan
mencakup sejumlah batasan moral, yaitu :
1.
Kedua belah pihak dalam kontrak harus
memahami sepenuhnya sifat dari perjanjian yang mereka buat
2.
Kedua belah pihak dilarang mengubah
dakta perjanjian kontraktual dengan sengaja
3.
Kedua belah pihak dalam kontrak tidak
boleh menandatangani perjanjian karena paksaan atau ancaman
4.
Perjanjian kontrak tidak boleh
mewajibkan kedua belah pihak untuk melakukan tindakan yang amoral
H.
Dasar Hak Moral Kant
Teori
Kant
didasarkan pada prinsip moral yang ia sebut perintah kategoris, dan yang
mewajibkan semua orang diperlakukan sebagai makhluk yang bebas dan sederajat
dengan yang lain.
Rumusan
perintah kategoris Kant mencakup 2 kriteria dalam
menentukan apa yang benar dan salah secara moral yaitu
a.
Universalisabilitas : alasan seseorang
melakukan suatu tindakan haruslah alasan yang dapat diterima semua orang,
setidaknya dalam prinsip
b.
Reversibilitas : alasan seseorang melakukan
suatu tindakan haruslah alasan yan gbisa dia terima jika orang lain
menggunakannya, bahkan sebagai dasar dari bagaimana mereka memperlakukan
dirinya.
I.
Masalah pada Pandangan Kant
1.
Teori Kant tidak cukup tepat untuk bisa selalu bermanfaat.
2. Batasan hak dan bagaimana hak tersebut
diseimbangkan dengan hak yang berkonflik lainnya.
3. Kriteria universalisabilitas dan
reversibilitas.
Keberatan Libertarian :
Nozick
Menurut Nozick,
melarang orang-orang untuk tidak saling memaksa merupakan sebuah perintah moral
yang sah berdasarkan pada prinsip kant bahwa individu adalah tujuan, bukan
hanya sarana; mereka tidak boleh dikorbankan atau dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan lain tanpa persetujuan mereka.
J.
Keadilan dan Kesamaan
Masalah-masalah yang berkaitan
dengan keadilan dan kewajiban:
1. Keadilan
distributif, berkatian dengan distribusi yang adil atas keuntungan dan
beban dalam masyarakat.
2. Keadilan
retributif, mengacu pada pemberlakuan hukuman yang adil pada pihak-pihak
yang melakukan kesalahan.
3. Keadilan
kompensasir, berkaitan dengan cara yang adil dalam memberikan kompensasi
pada seseorang atas kerugian yang meraka alami akibat perubahan orang lain.
K.
KEADILAN DISTRIBUTIF
1.
Keadilan Sebagai Kesamaan: Egalitarian :
semua orang harus memperoleh bagian keuntungan dan beban masyarakat atau
kelompok individu dalam jumlah yang sama.
2.
Keadilan berdasarkan kontribusi:
Keadilan Kapitalis : keuntungan haruslah didistribusikan sesuai dengan nilai
kontribusi yang diberikan individu pada
masyarakat, tugas kelompok, atau pertukaran.
3.
Keadilan Berdasarkan Kebutuhan Dan
Kemampuan : Sosialisme : Beban kerja haruslah didistribusikan sesuai dengan
kemampuan orang-orang, dan keuntungan harus didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan mereka.
4.
Keadilan Sebagai Kebebasan: Lebertanisme
: dari setiap orang sesuai dengan apa yang dipilih, bagi setiap orang sesuai
dengan apa yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri ( muungkin dengan
bantuan orang lain), dan apa yang dipilih orang lain untuk dilakukan baginya
dan mereka pilih untuk diberikan padanya atas apa yang telah mereka berikan
sebelulmnya dan belum diperbanyak atau dialihkan.
5.
Keadilan sebagai Kewajaran: menurut Rawls
:
a.
setiap orang memiliki hak yang sama atas
kebebasan dasar paling ekstensif yang dalam hal ini mirip dengan kebebasan
untuk semua orang
b.
Keadilan sosial dan ekonomi diatur
sedemikian rupa sehingga Mempu memberikan keuntungan yang terbesar bagi
orang-orang yang kurang beruntung dan jabatan yang terbuka bagi semua orang
berdasarkan prinsip persamaan hak dalam memperoleh kesempatan.
L.
Etika Memberi Perhatian
1.
Parsialitas dan Perhatian
2.
Hambatan dalam Etika Perhatian
M.
Etika Memberi Perhatian
1. Parsialitas dan Perhatian
2. Hambatan dalam Etika Perhatian
3. Memadukan Utilitas, Hak, Keadilan dan
Perhatian.
4. Prinsip Moral : Etika Kebaikan
5. Sifat Kebaikan
6. Kebaikan Moral
7. Kebaikan, Tindakan dan Institusi
8. Kebaikan dan Prinsip
9. Moralitas dalam Konteks Internasional.
BAB
3
SISTEM
BISNIS
A.
Ideologi
Ideologi adalah
sebuah sistem keyakinan normatif yang dimiliki para anggota kelompok sosial
tertentu, sedangkan ideologi bisnis adalah sistem keyakinan normatif atas
masalah-masalah di dalam bisnis khususnya yang diyakini oleh kelompok-kelompok
bisnis tertentu, misalnya para manajer.
Ideologi bisnis
ini punya arti penting, ideologi bisnis seseorang kerap kali menentukan keputusan
bisnis yang dibuatnya, melalui keputusan ini, ideologi memengaruhi perilakunya.
B.
Sistem
Pasar vs Sistem Perintah
Pasar bertujuan
untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar ynag dihadapi semua
masyarakat: mengkoordinasi berbagai aktivitas ekonomi dari para anggota
masyarakat. Dalam sistem perintah, satu otoritas (seseorang atau komisi)
membuat keputusan tentang apa yang akan diproduksi, siapa yang akan
memproduksi, dan siapa yang akan mendapatkannya. Dalam sistem pasar bebas,
semua perusahaan yang masing-masing dimiliki oleh individu yang berbeda dan dan
mencari keuntungan dengan cara yang berbeda membuat keputusan atas apa yang
mereka produksi dan bagaimana memproduksinya.
3.1
Pasar Bebas dan Hak: John Locke
John Locke
(1632-1704), seorang filsuf politik Inggris, dianggap sebagai pengembang
gagasan bahwa manusia memilki “hak alami” atas kebebasan dan “hak alami” atas
properti pribadi. Menurut Locke, hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa
dia memiliki hak atas kebebasan. Meskipun Locke tidak secara eksplisit
menggunakan teori hak alami untuk mendukung sistem pasar bebas, namun sejumlah
penulis abad ke-20 menggunakan teorinya untuk tujuan tersebut. Pandangan Lokce
tentang hak atas properti pribadi memiliki pengaruh signifikan pada institusi
Amerika atas properti.
A.
Kritik
atas Hak Locke
Para kritikus
tentang pasar bebas memfokuskan argumen mereka pada 4 kelemahan utama pandangan
Locke:
1.
Pertama, Locke mengatakan dalam
pandangannya bahwa, seseorang memiliki hak property atas kepemilikan propeti ketika
orang tersebut mempunyai dan memadukan usahanya dengan obyek property yang tak
berpemilik maka obyek tersebut menjadi hak kepemilikannya. Dalam suatu analogi
yang dapat digambarkan adalah apabila saya menemukan kayu dan memahatnya
sehingga menjadi patung maka patung itu adalah
property yang saya miliki. Tapi para kritikus menentangnya dengan
analogi sebagai berikut, apabila saya mempunyai segelas air dan melemparkannya
ke laut, apakah laut tersebut menjadi milik saya?
2.
Kedua, meskipun manusia mempunyai hak
alami dan kebebasan akan kepemilikan property tapi hal ini tidak berarti
hak-hak tersebut lebih diprioritaskan dari hak-hak yang lain. Kita sepakat
bahwa hak alami dan hak prioritas adalah
hak negative yang mungkin akan sering bertentangan dengan hak positif orang
lain. Dalam hal ini kita ambil contoh hak positif orang lain berkaitan dengan
memperoleh makanan, perawatan, kesehatan, perumahan atau udara bersih.
3.
Ketiga, pandangan Locke mengisyaratkan
sesuatu hal dimana pasar bebas menciptakan suatu perbedaan hak yang tidak adil
dalam persaingan pasar bebas usaha seseorang porposional terhadap modal yang
dimilki dan property yang dimilkinya. Semakin besar modal dan property semakin
maju seseorang dalam menjalankan bisnisnya, tetapi lain halnya bagi pihak yang
memiliki modal dan property yang terbatas. Apabila hal ini berlanjut tanpa
adanya intervensi pemerintah untuk meratakan dan membuat regulasi yang
mengaturnya, maka kesenjangan sosial akan menjadi sangat tajam.
4.
Keempat, para kritikus menilai pandangan
Locke ini menggambarkan adanya nilai invidulis karena setiap manusia hanya
mementingkan kepentingannya sendiri dan bebas dalam menentukan hak alami mereka
sehingga secra terpisah dari komunitas. Persepsi ini menurut para kritikus
salah total, karena tiap manusia lahir pada kondisi sosialis dan saling
ketergantungan pada sesama.
3.2
Utilitas Pasar Bebas: Adam Smith
Adam Smith
(1723-1790), sang “bapak ekonomi modern” adalah pencetus argumen utilitarian
pasar bebas. Menurut Smith, saat individu dibiarkan bebas mencari
kepentingannya sendiri di pasar bebas, mereka akan diarahkan menuju
kesejahteraan publik oleh sebuah “tangan tak terlihat”. Smith juga mengatakan
bahwa sistem pasar kompetitif mengalokasikan sumber daya secara efisien di
antara berbagai industri dalam sebuah masyarakat. Adam Smith mengasumsikan
bahwa suatu masyarakat yang memiliki sistem pasar bebas berarti juga memiliki
sistem properti pribadi.
Kritik
terhadap Adam Smith
1.
Pertama mereka beranggapan bahwa
pendapat Smith ini tidak realistis. Karena para kritikus menganggap teori yang
dijabarkan oleh Smith hanya berlaku pada zaman Smith yang menggambarkan bahwa
para produsen sangat banyak dan kecil. Jadi teori Smith hanya terjadi ketika
para produsen tidak mampu membuat harga. Pertanyaan yang paling besar,
bagaimana dengan era seperti sekarang ini, dimana para produsen mampu
memonopoli harga barang karena produsen sekarang memilki kemampuan modal
raksasa sehingga proses pricing mampu terjadi dengan penentuan keuntungan yang
setinggi-tingginya dengan biaya produksi yang rendah tanpa melihat para pesaing
secara signifikan.
2.
Kedua adalah masalah penggantian sumber
daya produksi. Para produsen akan memaksimalkan keuntungan dengan meminimalkan
biaya yang timbul dari proses produksi. Tapi untuk sumber daya yang tidak
menimbulkan dampak secara langsung kurang mendapatkan perhitungan yang matang
dari Smith. Contohnya dalah polusi yang dihasilkan, dalam penentuan harga akan
berdampak terabaikannya penanganan mengenai polusi.
3.
Ketiga, Smith menggambarkan bahwa
manusia secara alami hanya termotivasi akan keuntungan. Hal ini menurut para
kritikus adalah salah. Karena manusia sebagai makhluq sosial cenderung untuk
menunjukan sikap perhatian terhadap kebaikan orang lain dan membatasi
kepentingannya untuk hak-hak orang lain. Menurut para kritikus yang menyebabkan
manusia beorientasi pada keuntungan ekonomis adalah suatu sistem yang terdapat dalam pasar kompetitif bukan
dari keinginan alami individu.
Kritik
Keynes
Keynes
menyatakan bahwa permintaan total atas barang dan jas adalah permintaaan dari
tiga sektor ekonomi: rumah tangga, bisnis, dan pemerintah. Pemerintah mampu
mempengaruhi kecenderungan untuk menabung atau menghemat, yang dalam hal ini
menurunkan permintaan dan menciptkan pengangguran. Kedua, pemerintah dapat
mempengaruhi secara langsung jumlah yang bisa diperoleh rumah tangga dengan
menaikkan atau menurunkan pajak. Ketiga, pengeluaran pemerintah bisa menutup
perbedaan antara jumlah permintaan dan jumlah persediaan dengan meningkatkan
permintaan dari rumah tangga dan bisnis (dan secara tidak sengaja menciptakan
inflasi). Dengan demikian, berkebalikan dengan pandangan Smith, intervensi
pemerintah dalam bidang ekonomi merupakan instrumen yang diperlukan untuk
memaksimalkan utilitas masyarakat.
Utilitas
Survival of the Fittest: Darwinisme Sosial
Doktrin
Darwinisme sosial dibentuk dari Charles Darwin (1809-1882), yang menyatakan
bahwa berbagai spesies makluk hidup berkembang akibat proses lingkungan yang
mendukung kelangsungan hidup makluk hidup tertentu dan menghancurkan ynag lain.
Individu-individu yang agresif dalam bisnis sehingga memungkinkan mereka
berhasil dalam dunia persaingan bisnis adalah “yang terkuat” dan otomatis juga
ynag terbaik.
Bagi para
kritkus cukup mudah untuk melihat celah kelemahan dalam teori ini. Mereka, para
kritikus, melontarkan sebuah pernyataan “Keahlian dan karateristik yang
membantu individu untuk maju dan bertahan tidak selalu dapat menjamin
kelangsungan hidup manusia di planet ini. Perkembangan dunia bisnis memang
dapat dicapai dengan mengabaikan manusia lain secara kejam, namun kelangsungan
hidup manusia juga bergantung pada perkembangan sikap kerja sama dan kesediaan
dari orang-orang untuk saling membantu.”
3.3
Kritik Marx
Karl Marx
(1818-1883) tidak diragukan lagi merupakan kritikus paling keras dan paling
berpengaruh terhadap kesenjangan yang diperkirakan terbentuk dari sistem
properti pribadi dan pasar bebas. Marx mengklaim bahwa contoh-contoh
eksploitasi terhadap para pekerja ini hanyalah gejala dari ketidakadilan besar
yang diciptakan kapitalisme.
Pengasingan
Menurut Marx,
ekonomi kapitalis menghasilkan 4 bentuk “pengasingan” pekerja atau 4 bentuk
pemisahan dari apa yang seharusnya menjadi milik mereka.
1.
Masyarakat kapitalis memberikan
penguasaan atas hasil usaha para pekerja pada orang lain.
2.
Kapitalisme mengasingkan pekerja dari
aktivitasnya sendiri.
3.
Kapitalisme menghasilkan orang-orang
dari diri mereka sendiri dengan menanamkan pandangan keliru atas apa yang
mereka butuhkan dan mereka inginkan.
4.
Masyarakat kapitalis mengasingkan
manusia satu sama lain dengan memisahkan mereka ke dalam kelas-kelas sosial
yang bertentangan dan tidak sederajat serta menghancurkan komunitas dan
hubungan perhatian.
Fungsi
Pemerintah
Fungsi
pemerintah sesungguhnya seperti dalam sejarah, menurut Marx adalah untuk
melindungi kepentingan-kepentingan kelas penguasa. Menurut Marx semua
masyarakat dapat di analisis dalam kaitannya dengan 2 komponen utamanya :
substruktur ekonomi dan superstruktur sosial.
Marx menamakan
kontrol sosial yang digunakan dalam memproduksi barang (atau dengan kata lain
control sosial di mana masyarakat mengatur dan mengendalaikan para pekerja)
sebagai hubungan produksi.
Pemiskinan
Pekerja
Mark juga
mengklaim bahwa sejauh produksi dalam perekonomian modern tidak direncanakan,
namun dibiarkan bergantung pada kepemilikan pribadi dan pasar bebas, maka
hasilnya tidak akan lebih dari serangkaian bencana yang seumanya cenderung
merugikan kelas pekerja.
Tanggapan
1.
Para pendukung sistem pasar bebas pada
umumnya menjawab kritik bahwa pasar bebas menciptakan ketidakadilan dengan
menjawab: kritik tersebut salah mengasumsikan tentang keadilan yang hanya
berarti kesamaan atau distribusi menurut kebutuhan.
2.
Bahwa keadilan dapat diberi satu arti
yang jelas, namun arti tersebut harus mendukung pasar bebas. Keadilan
sesungguhnya berarti distribusi berdasarkan kontribusi (sumbangan).
3.
Terhadap kritikan yang menyatakan bahwa
pasar bebas menciptakan perbedaan yang tidak adil adalah, meskipun perbedaan
semacam ini mungkin selalu ada dalam sistem kepemilikan pribadi dan pasar
bebas, namun keuntungan-keuntungan yang diberikan pasar bebas dan kepemilikan
pribadi jauh lebih penting.
3.4 Kesimpulan: Ekonomi Campuran
Perpaduan antara
peraturan pemerintah, pasar bebas parsial dan kepemilikan pribadi terbatas
adalah apa yang umumnya yang disebut ekonomi campuran. Pada dasarnya, ekonomi
campuran mempertahankan sistem pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus
bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-kekurangannya.
Untung rugi
penerapan kebijakan ekonomi campuran juga tetap menjadi bahan perdebatan yang
berlangsung seputar konsep pasar bebas, kepemilikan pribadi dan intervensi
pemerintah, semenjak tahun 1980-an, perdebatan ini lebih difokuskan pada krisis
produktifitas yang masih dialami Amerika saat bersaing dengan negara-negara
lain di pasar global.
Sistem Properti dan Teknologi Baru
Pihak-pihak yang
menggunakan pandangan Locke atau utilitarian menyatakan bahwa properti
intelektual haruslah dipe perlakukan seperti
properti pribadi. Pihak-pihak yang mengajukan pandangan sosialis atau Mark yang
mendukung kepemilikan kolektif atas properti intelektual mnegklaim bahwa
kreativitas intelektual tidak memerlukan insentif finansial ataupun sistem
properti pribadi.
Akhir
Marxisme?
Dengan
berakhirnya komunisme, tidak ada lagi “kemajuan” menuju sistem ekonomi yang
lebih baik, atau lebih sempurna: Seluruh dunia sekarang setuju bahwa sitem
terbaik adalah kapitalisme. Namun reformasi komunis tidak menunjukkan
“penghapusan sama sekali” atas pandangan-pandangan Mark ataupun sosialisme.
Para pengikut Smith dan Locke terus bersikeras bahwa tingkat intervensi
pemerintah yang ditolerir sistem ekonomi campuran lebih banyak merugikan
dibandingkan menguntungkan.
BAB
4
ETIKA
DAN PASAR
4.1 Persaingan Sempurna
Karakteristik pasar bebas
persiangan sempurna:
1.
Jumlah pembeli dan penjual relatif
banyak
2.
Semua pembeli dan penjual bebas masuk
atau meninggalkan pasar.
3.
Setiap pembeli dan penjual mengetahui
sepenuhnya apa yang dilakukan oleh pembeli dan penjual lainya.
4.
Barang-barang yang dijual di pasar
sangat mirip satu sama lain.
5.
Biaya dan keuntungan memproduksi
sepenuhnya ditanggung pihak-pihak ynag membeli dan menjual barang-barang
tersebut, bukan oleh pihak lain.
6.
Semua pembeli dan penjual adalah
‘pemaksimal’ utilitas.
7.
Tidak ada pihak luar yang mengatur
harga, kuantitas atau kualitas dari barang-barang yang diperjualbelikan dalam
pasar.
Kesetimbangan
dalam Pasar Kompetitif Sempurna
Kurva permintaan
adalah sebuah garis yang menunjukkan jumlah paling besar yang bersedia dibayar
konsumen untuk sebuah unit produk saat membeli dalam jumlah berbeda untuk
produk-produk tersebut. Kurva persediaan menunjukkan seberapa besar biaya yang
dibebankan produsen untuk menutup biaya produksi atas barang dalam jumlah
tertentu.
Etika
dan Pasar Kompetitif Sempurna
Pasar dikatakan
mampu mencapai tiga nilai moral utama:
a.
Mendorong pembeli dan penjual
mempertukarkan barang dalam cara yang adil (dalam artian adil tertentu);
b.
Memaksimalkan utilitas pembeli dan
penjual dengan mendorong mereka mengalokasikan, menggunakan, dan
mendistribusikan barang-barang dengan efisiensi sempurna, dan
c.
Mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan
suatu cara yang menghargai hak pembeli dan penjual untuk melakukan pertukaran
secara bebas.
4.2 Persaingan Monopoli
Persaingan
Monopoli: Keadilan, Utilitas, dan Hak
Pasar monopoli
adalah pasar yang menyimpang dari tujuan-tujuan keadilan kapitalis, utilitas
ekonomi, dan hak-hak negatif. Pasar monopoli tidak membentuk kesetimbangan,
tidak memaksimalkan efisiensi, dan tidak menghormati hak-hak kebebasan.
4.3 Persaingan Oligopolistik
Dalam pasar
oligopoli tidak banyak penjual, yang ada hanya beberapa penjual besar dan
penjual baru sulit memasuki indutri tersebut. Pasar oligopoli didominasi beberapa
perusahaan besar sehingga dikatakan
pasar yang sangat terkonsentrasi. Hal ini mengakibatkan sangat mudah
bagi para manajer dari perusahaan-perusahaan tersebut untuk memadukan kekuatan
dan bertindak sebagai satu kesatuan.
Perjanjian
Eksplisit
Tindakan-tindakan tidak etis dalam
pasar oligopoli melalui perjanjian eksplisit:
1.
Penetapan harga
2.
Manipulasi persediaan
3.
Perjanjian eksklusif.
4.
Perjanjian mengikat
5.
Perjanjian penetapan harga eceran.
6.
Diskriminasi harga
Perjanjian
Tersembunyi
Untuk mengkoordinasi
harga, sejumlah industri oligopoli secara tidak resmi mengakui salah satu
perusahaan sebagai “penentu harga”. Selanjutnya, masing-masing perusahaan
secara diam-diam menetapkan harganya sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh
perusahaaan “penentu harga” tersebut, dengan mengetahui bahwa semua perusahaan
lain juga akan melakukan hal yang sama.
Suap
Apabila
dilakukan untuk mengamankan penujalan produk, suap politik juga bisa
menimbulkan gangguan ekonomi dalam operasi pasar. Apabila suap digunakan untuk
mengamankan pembelian suatu komoditas, pengaruh utamanya adalah turunnya
persaingan pasar. Jika perusahaan yang melakukan suap berhasil mencegah
masuknya pesaing lain dalam pasar pemerintah, maka ada kemungkinan perusahaan
terlibat dalam tindakan-tindakan yang menjadi karakteristik monopoli.
4.4 Oligopoli dan Kebijkan Publik
Pandangan
Tidak Melakukan Apa-apa
Sejumlah ekonom
menyatakan bahwa tidak ada yang perlu dilakukan tentang kekuasaan ekonomi yang
dimiliki perusahaan-perusahaan oligopoli. Sebagian menyatakan bahwa kekuasaan
perusahaan oligopoli sebenarnya tidak sebesar yang terlihat.
Pandangan
Antimonopoli
Harga dan
keuntungan dalam industri-industri yang terkonsentrasi memang cenderung lebih
tinggi dibandingkan yang seharusnya. Pemecahnya adalah dengan menetapkan
kembali tekanan-tekanan kompetitif dengan mewajibkan perusahaan-perusahaan
besar untuk melakukan divestasi dan memecahnya ke dalam beberapa perusahaan
kecil.
Pandangan
Regulasi
Perusahaan-perusahaan
oligopoli tidak perlu dipecah karena ukuran yang besar memberikan akibat-akibat
yang menguntungkan dan keuntungan ini akan hilang apabila mereka dipecah.
Konsentrasi memberikan kekuatan ekonomi pada perusahaan-perusahaan besar yang
memungkinkan mereka untuk menetapkan harga dan terlibat dalam perilaku-perilaku
yang bukan merupakan kepentingan publik.
BAB
5
ETIKA
DAN LINGKUNGAN
5.1 Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya
Ancaman
lingkungan berasal dari dua sumber: polusi dan penyusutan sumber daya. Polusi
mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh
pembutan atau penggunaan komoditas. Penyusutan sumber daya mengacu pada
konsumsi sumber daya yang terbats atau langka.
Polusi
Udara
Polusi mengacu
pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh pembuatan atau
penggunaan komoditas. Adanya pemanasan global, hujan asam, dan banyak gas-gas
beracun di udaraa yang dapat menimbulkan berbagai racun di bumi.
Polusi
Air
Saat ini lebih
dari satu juta orang tidak memiliki akses untuk air sehat, terutapa pada
negara-negara miskin. Ada beberapa faktor yang terkait dengan menurunnya
persediaan air. Kenaikan populasi dan aktifitas ekonomi menambah permintaaan
terhadap sumber air bersih.
Polusi
Tanah
Limbah padat
contohnya adalah sampah rumah tangga yang semakin banyak jumlahnya tidak
sebanding dengan fasilitas untuk menanganinya. Belum lagi limbah padat
berbahaya yang dihasilkan dari industri kimia dan perminyakan, bahkan limbah
nuklir.
Penyusutan
Spesies dan Habitat
Manusia
menyebabkan punahnya ribuan spesies binatang dan tumbuhan begitu pula dengan
semakn sedikitnya jumlah habitat hutan yang hilang karena digunduli oleh
industri kayu, dan dijadikan permukiman.
Penyusutan
Bahan Bakar Fosil
Penggunaan bahan
bakar fosil meningkat terus sedangkan ketersediaannya semakin menipis.
Penyusutan
Mineral
Seperti halnya
bahan bakar fosil, kondisi mineral yang tersedia pun semakin sedikit disbanding
dengan penggunannya yang semakin banyak. Ketersediaan bahan-bahan pengganti
bahan bakar fosil dan mineral pun terbatas, sehingga hanya dapat menunda
sebentar habisnya ketersediaan bahan bakar fosil dan mineral.
5.2 Etika Pengendalian Polusi
Tidak adanya
upaya pengeendalian polusi dikarenakan para pelakunya para pelaku bisnis
menganggap udara dan air itu barang gratis, dan melihat lingkungan sebagai
barang tak terbatas.
Lembaga bisnis mengabaikan akibat
kegiatan mereka terhadap lingkungan sebab:
1. Para pelaku bisnis menganggap udara dan
air itu barang gratis.
2. Bisnis melihat lingkungan sebagai barang
tak terbatas.
Etika
Ekologi
Etika ekologi
adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian
non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa,
karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai
dan mempertahankannya. Paul Taylor “sifat karakter secara moral adalah baik
ketika mengekspresikan atau mewujudkan sikap moral dasar, yang saya sebut
sebagi penghargaan terhadap alam”.
Pengahragaan alam didasarkan pada fakta bahwa masing-masing makhluk
hidup berusaha mencari yang baik bagi dirinya dan demikian pula sebuah “pusat
teleologi kehidupan”.
Etika
Ekologi
Etika ekologi adalah sebuah
etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia di bumi
ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya nilai
intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan
mempertahankannya. Namun hingga kini untuk memperluas hak-hak moral terhadap
hal-hal non-manusia masih sangat kontroversial. Untuk hal tersebut dibutuhkan
pendekatan lagi dalam menghadapi masalah lingkungan yang berdasarkan hak-hak
asasi manusia maupun pertimbangan utilitarian.
Hak
Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
William T.
Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak hanya
sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Undang-undang
federal menetapkan batasan-batasan atas hak properti pada para pemilik
perusahaan. Masalah utama dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini gagal
memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai
lingkungan.
Menurut William T. Blackstone,
lingkungan yang nyaman bukanlah sesuatu yang kita semua inginkan, melaikan
sesuatu dimana yang lain berkewajiban untuk memungkinkan kita semua
memilikinya. Dalam pendapat Blackstone, ia gagal memberikan petunjuk tentang
sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan kaitannya dengan hak atas
properti.
Utilitarianisme
dan Pengendalian Parsial
Pendekatan
utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena
dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.
Biaya
Pribadi dan Biaya Sosial
Polusi
membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya berarti biaya-biaya
produksi (biaya pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial.
Akibatnya, pasar tidak menetapkan disiplin potimal pada produsen, dan hasilnya
adalah penurunan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu
pelanggaran atas prinsip-prinsip utilitarian yang merupkan dasar sistem pasar.
Penyelesaian:
Tugas-Tugas Perusahaan
Penyelesaian
untuk masalah biaya-biaya eksternal, menurut argumen utilitarian yang
disebutkan sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke
dalam perhitungan atau dengan kata lain, biaya-biaya ini ditanggung oleh
produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka.
Keadilan
Cara utilitarian
menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak konsisten dengan
persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan distributif tersebut mendukung
kesamaan hak. Para pengamat mencatat bahwa polusi sering berpengaruh terhadap
meningkatnya ketidakadilan. Internalisasi biaya eksternal juga terlihat
konsiten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.
Biaya
dan Keuntungan
Thomas Klein
memberikan ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi biaya dan keuntungan
2. Megevaluasi biaya dan keuntungan
3. Menambahakan biaya dan keuntungan
Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk
Memelihara
Ekologi sosial
menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi sosial belum berubah ,
maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan.
Kaum ekofeminis
meyakini bahwa meskipun konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki
peran terbatas dalam etika lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus
memperhitungkan perspektif-perspektif etika memberi perhatian.
5.3 Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis
Konservatisme
mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang.
Jadi, konservatisme sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan untuk
membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk besok. Pengendalian polusi
merupakan salah satu bentuk konservatisme.
Hak
Generasi Mendatang
Tindakan
menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya menjadi milik
generasi mendatang dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya tersebut,
namun sejumlah penulis menyatakn bahwa salah bila kita berpikir generasi
mendatang juga punya hak.
Keadilan
bagi Generasi Mendatang
John Rowls:
meskipun tidak adil bila memberikan beban yang berat bagi generasi sekarang
demi generasi mendatang, namun juga tidak adil bila generasi sekarang tidak
meninggalkan apa-apa sama sekali bagi generasi mendatang.
Pertumbuhan
Ekonomi
Sejumlah penulis
menyatakan bahwa jika kita menghemat sumber daya alam yang langka agar generasi mendatang bisa memperoleh
kualitas kehidupan yang memuaskan, maka kita perlu mengubah sistem perekonomian
secara substansial, khususnya dengan menekan usaha-usaha untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi.
BAB
6
ETIKA
PRODUKSI DAN PEMASARAN KONSUMEN
Selain sebagai
sumber informasi, iklan juga memberikan indikasi yang jarang benar tentang
fungsi dasar sebuah produk dan kadang terlalu membesar-besarkan keunggulannya.
Pasar
dan Perlindungan Konsumen
Keamanan
konsumen dilihat sebagai produk paling efisien bila disediakan melalui
mekanisme pasar bebas di mana penjual memberikan tanggapan terhadap permintaan
konsumen.
Pasar menjamin
bahwa produsen memberikan tanggapan secara memadai terhadap keinginan konsumen
untuk memperoleh keamanan.
Pandangan
Kontrak Kewajiban Produsen Terhadap Konsumen
Hubungan antara
perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan hubungan kontraktual, dan
kewajiban moral perusahaan pada konsumen adalah seperti yang diberikan dalam
hubungan kontraktual.
Kewajiban
untuk Mematuhi
Kewajiban untuk
memberikan suatu produk dengan karakteristik persis seperti yang dinyatakan perusahaan,
yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak dengan sukarela dan yang
membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan dibelinya. Pihak
penjual berkewajiban memenuhi klaim yang dibuatnya tentang produk yang dijual.
Kewajiban
untuk Mengungkapkan
Penjual yang
akan membuat perjanjian dengan konsumen untuk mengungkapkan dengan tepat apa
yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat penjualannya.
Kewajiban
untuk Tidak Memberikan Gambaran yang Salah
Misrepresentasi
bersifat koersif : seseorang yang dengan sengaja memberikan penjelasan yang
salah pada orang lain agar orang tersebut melakukan sesuatu seperti yang
diinginkannya, bukan seperti yang diinginkan orang itu sendiri apabila dia
mengetahui yang sebenarnya.
Kewajiban
untuk Tidak Memaksa
Penjual
berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan emosional yang mungkin mendorong
pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan dengan
kepentingannya, tidak memanfaatkan ketidaktahuan, ketidakdewasaan, kebodohan,
atau faktor lain yang mengurangi atau menghapuskan kemampuan pembeli untuk
menetapkan pilihan secara bebas.
Kelemahan Teori Kontraktual
1.
Mengasumsikan bahwa perusahaan melakukan
perjanjian secara langsung dengan konsumen.
2.
Fokus pada faakta bahwa sebuah kontrak
sama dnegan pedang bermata dua.
3.
Mengkritik asumsi bahwa pembeli dan
penjual adalah sama dalam perjanjian penjualan.
Teori
Due Care
Karena konsumen
harus bergantung pada keahlian produsen, maka produsen tidak hanya berkewajiban
untuk memberikan produk yang sesuai dengan klaim yang dibuatnya, namun juga
wajib berhati-hati untuk mencegah agar orang lain tidak terluka oleh produk
tersebut sekalipun perusahaan secara eksplisit menolak pertanggungjawaban
seperti ini dan pembeli menerima penolakan tersebut.
Tugas
untuk Memberikan Perhatian
Tanggungjawab
yang diberikan teori due care pada produsen: desain (tidak mengandung bahaya,
dilengkapi pengaman, dan bahan baku memadai), produksi (pengawasan proses
pemanufakturan, mengidentifikasi kelemahan,dll), dan informasi (label dan
peringatan).
Kelemahan
Teori Due Care
1.
Tidak ada metode yang jelas untuk
menentukan kapan produsen telah memberikan perhatian yang memadai.
2.
Mengasumsikan bahwa produsen mampu
menemukan risiko-risiko yang muncul dalam penggunaan sebuah produk sebelum
konsumen membeli dan menggunakannya.
3.
Parternalistik: produsen adalah pihak
yang mengambil keputusan-keputusan penting bagi konsumen.
Pandangan
Biaya Sosial tentang Kewajiban Perusahaan
Perusahaan harus
membayar biaya kerugian yang diakibatkan oleh semua kerusakan atau cacat
produk, sekalipun perusahaan telah memberikan semua perhatian dan dalam proses
pembuatannya telah mengambil langkah untuk memperingatan konsumen tentang
kemungkinan bahayanya.
Masalah
dengan Pandangan Biaya Sosial
1.
Pandangan ini tidak adil karena melanggar
norma-norma keadilan kompensatif.
2.
Membebankan semua biaya kerugian pada
perusahaan.
3.
Beban finansial yang diberikan pada
pihak perusahaan dan asuransi.
Etika
Iklan
Iklan komersial
didefinisikan sebagai salah satu bentuk informasi dan yang memasang iklan
adalah yang memberi informasi. Fungsi iklan adalah untuk memberikan informasi
kepada konsumen.
Pengaruh
Sosial Iklan
Secara
psikologis iklan menurunkan citarasa manusia, merupakan pemborosan sumber daya,
dan menciptakan monopoli.
Pembentukan
Keinginan dalam Diri Konsumen
Iklan bersifat
manupulatif yaitu dimaksudkan untuk menciptakan keinginan dalam diri konsumen
untuk tujuan penyerapan output industri.
Pengaruh
pada Keyakinan Konsumen
Karena
iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi, maka iklan bisa dipercaya atau
tidak.
Privasi
Kosumen
Hak
privasi didefinisikan sebagai hak seseorang untuk memutuskan apa, pada siapa,
dan berapa banyak informasi tentang dirinya yang boleh diungkapkan pada pihak
lain.
BAB 7
ETIKA DISKRIMINASI PEKERJAAN
Sifat Diskriminasi Pekerjaan
Diskriminasi
tenaga kerja berarti membuat keputusan (atau serangkaian keputusan) yang
merugikan pegawai (atau calon pegawai) yang merupakan anggota kelompok tertentu
karena adanya prasangka yang secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok
tersebut.
Bentuk-bentuk Diskriminasi: Aspek
Kesengajaan Dan Aspek Institusional
Untuk
menganalisis berbagai bentuk diskriminasi dapat dibuat dengan membedakan
tingkat di mana tindakan diskriminatif dilakukan secara sengaja dan terpisah
dan tingkat di mana tindakan tersebut terjadi tidak disengaja atau
terinstitusionalisasikan.
Tingkat Diskriminasi
Diskriminasi
muncul apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas anggota kelompok
tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa
mempertimbangkan preferensi ataupun kemampuan mereka.
Perbandingan Penghasilan Rata-rata
Perbandingan
penghasilan memberikan indikator paling sugestif atas diskriminasi. Perbandingan
penghasilan terjadi antara keluarga kulit putih dengan keluarga dari kaum
minoritas, dan juga antar gender.
Penghasilan Kelompok Penghasilan
Terendah
Kelompok penghasilan paling rendah
menurut statistik berkorelasi dengan ras dan jenis kelamin.
Perbandingan Pekerjaan yang
Diminati
Pada semua
kelompok pekerjaan besar, persentase pria kulit putih yang memiliki pekerjaan
dengan gaji yang lebih tinggi juga lebih besar, sementara kaum minoritas dan
perempuan sebagian besar memiliki pekerjaan dengan gaji kecil dan kurang
diminati.
Diskriminasi: Utilitas, Hak, dan
Keadilan
Argumen yang
menentang diskrimasi: (1) utilitarian, deskriminasi mengarahkan pada penggunaan
sumber daya manusia secara tidak efisien; (2) hak, diskriminasi melanggar hak
asasi manusia; (3) keadilan, diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan
distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat.
Praktik Diskriminasi
Tindakan yang
dianggap diskriminatif:
(1) rekrutmen,
jika cenderung merekrut pegawai dari dari kelompok ras dan seksual yang sama
dengan yang terdapat dalam perusahaan
(2) screening,
jika tidak relevan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
(3) kenaikan
pangkat, jika perusahaan memisahkan evaluasi kerja pria kulit putih dengan
pegawai perempuan dan pegawai dari kelompok minoritas
(4) kondisi
pekerjaan, jika diberikan dalam jumlah yang tidak sama untuk orang –orang yang
melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya sama
(5) PHK,
memecat pegawai berdasarkan pertimbangan ras dan jenis kelamin.
Pelecehan Seksual
Kaum perempuan,
seperti telah dicatat sebelumnya, merupakan korban dari salah satu bentuk
diskriminasi yang terang-terangan dan koersif.
Di luar Ras dan Jenis Kelamin:
Kelompok Lain
1.
Diskriminasi terhadap pegawai yang lebih
tua berdasarkan usia
2.
Penderita cacat
3.
Kaum gay atau transeksual;
4.
Pengidap AIDS
5.
Pekerja kelebihan berat badan.
Tindakan Afirmatif
· Tindakan
afirmatif dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih representatif dalam
perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan kelompok
minoritas.
· Inti
dari program afirmatif adalah sebuah penyelidikan yang mendetail atas semua
klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan.
· Tujuan
penyelidikan adalah untuk menentukan apakah jumlah pegawai perempuan dan
minoritas dalam klasifikasi kerja tertentu lebih kecil dibandingkan yang
diperkirakan dari tingkat ketersediaan tenaga kerja kelompok ini di wilayah
tempat mereka direkrut,
Tindakan Afirmatif Sebagai
Kompensasi
· Program
tindakan afirmatif diinterpresentasikan sebagai salah satu bentuk ganti rugi
yang diberikan kaum pria kulit putih kepada perempuan dan kelompok minoritas
karena telah merugikan mereka secara tidak adil mendiskriminasikan mereka di
masa lalu.
· Kelemahan
prinsip ini mensyaratkan kompensasi hanya dari individu-individu yang secara
sengaja merugikan orang lain, dan memberikan kompensasi hanya dari
individu-individu yang dirugikan.
Tindakan Afirmatif Sebagai Intrumen
untuk Mencapai Tujuan Sosial
Program tindakan
afirmatif merupakan cara yang secara moral sah untuk mencapai tujuan keadilan,
sekipun mungkin bukan merupakan cara yang secara moral diperlukan untuk
tujuan-tujuan tersebut.
Penerapan Tindakan Afirmatif dan
Penanganan Keberagaman
Keberhasilan
atau kegagalan program tindakan afirmatif sebagian juga bergantung pada
dukungan yang diberikan perusahaan pada kebutuhan untuk mencapai keberagaman
secara rasial dan seksual dalam susunan tenaga kerja di perusahaan.
Gaji yang sebanding untuk Pekerjaan
yang Sebanding
Program nilai
sebanding dimaksudkan untuk mengatasi masalah gaji rendah yang oleh mekanisme
pasar selama ini cenderung selalu diberikan pada pegawai perempuan.
Program nilai
sebanding menilai setiap pekerjaan menurut tingkat kesulitan, persyaratan
keahlian, pengalaman, akuntabilitas, risiko, persyaratan pengetahuan,
tanggungjawab, kondisi kerja, dan semua faktor lain yang dianggap layak
memperoleh kompensasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar