Khalish Khanjaya C1B114025
M Irham Amin C1B114037
M Khoirul Yaqin C1B114039
M Rizaldy Akbar C1B114089
Ramadhan Heryadi C1B114225
BAB
5
ETIKA
DAN LINGKUNGAN
5.1 Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya
Ancaman
lingkungan berasal dari dua sumber: polusi dan penyusutan sumber daya. Polusi
mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh
pembutan atau penggunaan komoditas. Penyusutan sumber daya mengacu pada
konsumsi sumber daya yang terbats atau langka.
Polusi
Udara
Polusi mengacu
pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh pembuatan atau
penggunaan komoditas. Adanya pemanasan global, hujan asam, dan banyak gas-gas
beracun di udaraa yang dapat menimbulkan berbagai racun di bumi.
Polusi
Air
Saat ini lebih
dari satu juta orang tidak memiliki akses untuk air sehat, terutapa pada
negara-negara miskin. Ada beberapa faktor yang terkait dengan menurunnya
persediaan air. Kenaikan populasi dan aktifitas ekonomi menambah permintaaan
terhadap sumber air bersih.
Polusi
Tanah
Limbah padat
contohnya adalah sampah rumah tangga yang semakin banyak jumlahnya tidak
sebanding dengan fasilitas untuk menanganinya. Belum lagi limbah padat
berbahaya yang dihasilkan dari industri kimia dan perminyakan, bahkan limbah
nuklir.
Penyusutan
Spesies dan Habitat
Manusia
menyebabkan punahnya ribuan spesies binatang dan tumbuhan begitu pula dengan
semakn sedikitnya jumlah habitat hutan yang hilang karena digunduli oleh
industri kayu, dan dijadikan permukiman.
Penyusutan
Bahan Bakar Fosil
Penggunaan bahan
bakar fosil meningkat terus sedangkan ketersediaannya semakin menipis.
Penyusutan
Mineral
Seperti halnya
bahan bakar fosil, kondisi mineral yang tersedia pun semakin sedikit disbanding
dengan penggunannya yang semakin banyak. Ketersediaan bahan-bahan pengganti
bahan bakar fosil dan mineral pun terbatas, sehingga hanya dapat menunda
sebentar habisnya ketersediaan bahan bakar fosil dan mineral.
5.2 Etika Pengendalian Polusi
Tidak adanya
upaya pengeendalian polusi dikarenakan para pelakunya para pelaku bisnis
menganggap udara dan air itu barang gratis, dan melihat lingkungan sebagai
barang tak terbatas.
Lembaga bisnis mengabaikan akibat
kegiatan mereka terhadap lingkungan sebab:
1. Para pelaku bisnis menganggap udara dan
air itu barang gratis.
2. Bisnis melihat lingkungan sebagai barang
tak terbatas.
Etika
Ekologi
Etika ekologi
adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian
non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa,
karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai
dan mempertahankannya. Paul Taylor “sifat karakter secara moral adalah baik
ketika mengekspresikan atau mewujudkan sikap moral dasar, yang saya sebut
sebagi penghargaan terhadap alam”.
Pengahragaan alam didasarkan pada fakta bahwa masing-masing makhluk
hidup berusaha mencari yang baik bagi dirinya dan demikian pula sebuah “pusat
teleologi kehidupan”.
Etika
Ekologi
Etika ekologi adalah sebuah
etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia di bumi
ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya nilai
intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan
mempertahankannya. Namun hingga kini untuk memperluas hak-hak moral terhadap
hal-hal non-manusia masih sangat kontroversial. Untuk hal tersebut dibutuhkan
pendekatan lagi dalam menghadapi masalah lingkungan yang berdasarkan hak-hak
asasi manusia maupun pertimbangan utilitarian.
Hak
Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
William T.
Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak hanya
sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Undang-undang
federal menetapkan batasan-batasan atas hak properti pada para pemilik
perusahaan. Masalah utama dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini gagal
memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai
lingkungan.
Menurut William T. Blackstone,
lingkungan yang nyaman bukanlah sesuatu yang kita semua inginkan, melaikan
sesuatu dimana yang lain berkewajiban untuk memungkinkan kita semua
memilikinya. Dalam pendapat Blackstone, ia gagal memberikan petunjuk tentang
sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan kaitannya dengan hak atas
properti.
Utilitarianisme
dan Pengendalian Parsial
Pendekatan
utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena
dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.
Biaya
Pribadi dan Biaya Sosial
Polusi
membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya berarti biaya-biaya
produksi (biaya pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial.
Akibatnya, pasar tidak menetapkan disiplin potimal pada produsen, dan hasilnya
adalah penurunan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu
pelanggaran atas prinsip-prinsip utilitarian yang merupkan dasar sistem pasar.
Penyelesaian:
Tugas-Tugas Perusahaan
Penyelesaian
untuk masalah biaya-biaya eksternal, menurut argumen utilitarian yang
disebutkan sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke
dalam perhitungan atau dengan kata lain, biaya-biaya ini ditanggung oleh
produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka.
Keadilan
Cara utilitarian
menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak konsisten dengan
persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan distributif tersebut mendukung
kesamaan hak. Para pengamat mencatat bahwa polusi sering berpengaruh terhadap
meningkatnya ketidakadilan. Internalisasi biaya eksternal juga terlihat
konsiten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.
Biaya
dan Keuntungan
Thomas Klein
memberikan ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi biaya dan keuntungan
2. Megevaluasi biaya dan keuntungan
3. Menambahakan biaya dan keuntungan
Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk
Memelihara
Ekologi sosial
menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi sosial belum berubah ,
maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan.
Kaum ekofeminis
meyakini bahwa meskipun konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki
peran terbatas dalam etika lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus
memperhitungkan perspektif-perspektif etika memberi perhatian.
5.3 Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis
Konservatisme
mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang.
Jadi, konservatisme sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan untuk
membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk besok. Pengendalian polusi
merupakan salah satu bentuk konservatisme.
Hak
Generasi Mendatang
Tindakan
menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya menjadi milik
generasi mendatang dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya tersebut,
namun sejumlah penulis menyatakn bahwa salah bila kita berpikir generasi
mendatang juga punya hak.
Keadilan
bagi Generasi Mendatang
John Rowls:
meskipun tidak adil bila memberikan beban yang berat bagi generasi sekarang
demi generasi mendatang, namun juga tidak adil bila generasi sekarang tidak
meninggalkan apa-apa sama sekali bagi generasi mendatang.
Pertumbuhan
Ekonomi
Sejumlah penulis
menyatakan bahwa jika kita menghemat sumber daya alam yang langka agar generasi mendatang bisa memperoleh
kualitas kehidupan yang memuaskan, maka kita perlu mengubah sistem perekonomian
secara substansial, khususnya dengan menekan usaha-usaha untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar